Selasa, 10 Januari 2017

VESPA

Dimulai dari perkumpulan mahasiswa yang sudah aku sebutkan di bagian pendahuluan. Sebut saja VESPA, bukan perkumpulan geng motor lho ya. Ini cuma nama samaran. Sejujurnya nama aslinya juga mirip nama motor, banyak!! Honda suzuki nmax yamaha. Apasih nggak jelas Kumpul kumpul sekedar tatap muka, sharing, ketawa bareng itu hal yang butuh banget gaesss. So, bagi kalian yang cuman dirumah terus keluarlah dunia ini indah. Kalian yang sedih yang statusnya nggak jelas, lepasin diluar sana masih banyak hal yang jelas dan bisa bikin reflex. Aku hidup diantara orang orang yang beku dari jaman smp ana namanya rsbi, sma namanya aksel yang dipikirin cuman nilai nilai dan nilai. Alhamdulillah klasifikasi macam itu sekarang sudah dihapuskan. Percayalah, klasifikasi macam itu bisa menyita tawa kalian. Mungkin tidak semuanya, tapi aku pernah mengalaminya *** Aku mengenalnya dari VESPA. Saat tahun pertama yakni 2013 sekedar dengar namanya aja, nggak tau orangnya yang mana. Maklumilah saat itu aku masih anget angetnya diangkat dari jejak kelas akselerasi. Bagiku untuk mengenal orangnya tidak penting, tanpa kenal aku tidak perlu sayang. Beda kalo sudah kenal, resiko sayang bisa lebih meningkat hahaha konyol. Aku masuk perkumpulan orang orang anti mainstream ini bersama kakakku, serius yang ini kakak beneran. Kakakku berjenis kelamin laki laki, termasuk seseorang yang alami dan hewani. Binatang aja disayang apalagi adiknya yang manusia, belum tentu disayang -_- . Kakakku berteman lumayan dekat dengan si kumbang, pertemanan mereka dahulu dalem, untuk semacam masa lalu yaa lumayan memahami lah. Mungkin kalau sekarang aku melihatnya nggak sedalem dulu, mungkin sudah dikuras 😂😂 . Untuk perkumpulan jenis ini, setiap tahun ada malam keakrabannya tahun pertama (2013) sayang sekali si kumbang tidak mengikuti jalannya keseruan di puncak yang dingin. Padahal aku mengikuti, tapi sedikit tidak menikmati karena saat itu alergi dinginku kumat. Malam bercerita aku lewati begitu saja dengan obat yang mengantarku dalam pulau kapuk. Dan kemarin ditahun kedua (2014) aku bergabung dengan panitia malam keakraban dengan si kumbang dan kakakku, oh iya belum aku sebut namanya. Panggil saja Jeki. Saat itu kumbang adalah ketua pelaksana malam keakraban. Biasanya malam keakraban ini merupakan ajang mahasiswa baru untuk eksis dikenal kakak tingkatnya. Bukan hanya itu, mahasiswa lama pun memanfaatkan momen ini untuk nyepik ( bahasa gaulnya ramah tamah hahaha). Aku tidak pernah berharap dengan adanya makrab bisa menemukan sandaran, hanya saja aku rasa makrab kedua ini sedikit berbeda. Awal pijakan ceritaku dengan kumbang berawal dari makrab kedua. Aku masih ingat rangkaian alur makrab, sempat pula aku yang berbicara didepan semuanya sebagai pembawa cerita. Satu yang aku ingat saat ada bagian tukar kado. Waktu itu aku membungkus bola lampu, bukan bola lampu yang mati tetapi masih hidup, kenapa aku bawa bola lampu? Kenapa nggak yang lain. Bapak kos aku tidak memperbolehkan kita ganti lampu sendiri, harus dari sananya soalnya nanti tingkat keterangannya berbeda. Yaaa daripada nggak kepakai aku bungkus terus buat acara tukar kado saja. Nggak ada petir nggak ada halilintar nggak ada tsunami acaranya berlangsung, yaa jelas kalo ada tsunami mana bisa acaranya lanjut. Acara tukar kado saat itu berjalan mulus, hingga suatu titik seseorang yang mendapat kadoku adalah si kumbang. Tidak ada kesan pesan, kumbang memang terbilang cuek, acuh tak acuh dan slengean. Pikirku, wahhhh kok yang dapet dia nggak bisa digombalin nih. Bukanya bola lampu supaya menerangi hatimu malah bisa bikin listrik padam kalo yang dapet dia. Aku tidak terlalu memperdulikan orang yang cuek macam dia, bahkan orang yang perhatian saja nggak terpikir. Bukanya aku sombong tapi untuk memulai perhatian dengan seseorang bagiku sulit. Riwayatku terlalu sakit untuk dibahas. Masa laluku ada tapi biarkan tetap tinggal disana... Itu sedikit kata kata untuk bola lampu. Memang tidak ada yang penting mengenai bola lampu, tapi entah aku belum lupa. Apa memang aku belum mencoba melupakan atau? Ah sudahlah aku hanya ingin mengenang. Lambat lauuuuuun makrab selesai. Hari hari setelah makrab terasa biasa sajaa datar banget. Hingga ada omongan dari VESPA mau ngadain touring ke gunung bromo. Jujur, aku belum pernah satu kali pun ke gunung hingga saat itu. Angkatan aku aja yang berangkat ke gunung bromo dan hanya 6 orang.. Aku, kumbang, mas jeki, mbak ulil, mas dimi dan mas ade. Hanya ada dua wanita tangguh, tentunya aku dan mbak ulil. Awalnya hampir nggak jadi berangkat tetapi berkat tekad yang bulat berangkat jugaa deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar