Senin, 23 Januari 2017

Fall Down

Aku memang pernah salah, bukan berarti sampai sekarang apapun yang kulakukan tetap salah. Aku pernah disakiti, aku pernah menyakiti. Keduanya sama sama menyakitkan. Orang yang tersakiti memang terlampau emosional, sama denganmu. Semuanya sudah berakhir. Berakhir sudah semuanya. Tidak ada yang perlu diperjelas. Sudah jelas. Jelas sudah. Aku tidak mengerti seseorang yang mengenalku dalam dalam tega berbicara menyakitkan seperti itu. Bahkan menyudutkan orang tua ku. Aku maupun orang tua ku pernah salah. Aku menyadari amat sangat menyakitkan bagimu. Untuk menyakiti seperti itu sudah cukup menyakitkan buatku, ditambah lagi dirimu yang sekarang. Dirimu yang berhati batu. Ucapan dariku mungkin tidak pernah bisa menembus pikiranmu. Sudah terlewat batas, sudah terlampau puncak kesabaranku. Aku menyayangi mu dalam diam. Aku mendoakan yang terbaik untuk kita. Aku berusaha untuk menebus salahku. Aku meniti jalan ini untuk menggandengmu. Apa aku salah lagi? Sesalah dulukah aku? Menyakitkan mana di tinggal seseorang atau orang tuamu disudutkan? Aku mencintaimu sungguh dalam. Terlampau dalamnya, benar benar sakit hati yang kini aku dapatkan. Aku tidak terima orang tuaku disudutkan seperti itu. Kamu hanya seseorang yang tidak mencapai separuh dari usia orang tuaku. Tahu apa kamu tentang orang tuaku? Sakit hati memang aku tau dirimu sakit hati. Lihat! Balas sakit hatimu ke aku! Jangan sangkutkan ke orang tuaku! Salahkan aku, jangan salahkan orang tuaku. Kamu hanya noda hitam nyempil di kuku dibanding orang tuaku sama sekali berbeda. Sadar?
Orang tua mana yang tidak menginginkan anaknya bahagia? Orang tua mana yang menginginkan anaknya hidup sengsara? Orang tuamu? Tidak kan? Tolong hey tolong pikirkan dengan pikiran yang jernih. Pantas tak kau bilang kata yang menyakitkan? Sanggup kau menahan rasa sakitnya bila orang tuamu disudutkan oleh orang yang tak tahu apapa?
Menyesal sudah akhirnya aku telah mengharapkan seseorang yang hatinya beku. Usaha yang sia sia. Kumbang oh kumbang. Begitu cepat kau berlari hingga kau tak sadar apa yang telah kau injak! Injak harga diri orang tuaku berarti telah berakhir sudah harapan. Berteman? Menyakitkan.
Allah maha membolak balikkan hati manusia. Hanya hambanya yang benar benar teguh yang mampu melewati semuanya. Aku tidak bisa menuliskan sakit yang aku rasa secara detail. Semoga sakit hatiku, sakit hati orang tuaku disembuhkan segera. Ya Allah tolong bukakan pintu maaf yang sebesar besarnya untuk orang yang menyudutkan orang tuaku. Sekarang, aku tidak mengenalimu seperti yang dulu, Kumbang 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar